Press Releases

LPKR mencatat pendapatan sebesar Rp 3,7 triliun di triwulan III 2022 atau meningkat 7,3% dibandingkan triwulan sebelumnya, dengan pemulihan yang kuat di segmen kesehatan dan gaya hidup.

03 November 2022

 Pendapatan dan laba kotor dari segmen real estat turun sebesar 8,6% menjadi Rp 920 miliar dan 24,5% menjadi Rp 375 miliar dibanding triwulan sebelumnya karena adanya perbedaan jadwal serah terima unit dan jenis produk yang terjual. Pada triwulan IV 2022, kami berharap pendapatan akan meningkat dengan adanya serah terima unit proyek Cendana Parc;

 Prapenjualan 9M22 sebesar Rp 3,5 triliun, menunjukkan penurunan 9,3% dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya; Prapenjualan di triwulan III 2022 sebesar Rp 1 triliun yang menunjukkan penurunan 33,0% dibandingkan tahun

sebelumnya. Kami memproyeksikan pertumbuhan FY22 yang positif;

 Pendapatan dari segmen kesehatan terus meningkat di triwulan III 2022 dengan peningkatan 15,2% dibandingkan triwulan sebelumnya menjadi Rp 2,5 triliun, didukung oleh pertumbuhan dari pasien private dan program klinis yang bernilai tinggi;

 Pendapatan dari segmen gaya hidup meningkat 1,7% dibanding triwulan sebelumnya menjadi Rp 289 miliar, mencerminkan pemulihan dari industri mal dan hotel yang berkelanjutan.

Jakarta, 3 November 2022 – PT Lippo Karawaci Tbk. (“LPKR” atau “Perseroan”), perusahaan real estat dan layanan kesehatan terbesar berdasarkan total aset dan pendapatan, pada hari ini mengumumkan laporan keuangan, yang tidak diaudit, periode sembilan bulan 2022. Pada periode triwulan III 2022, LPKR membukukan pertumbuhan pendapatan sebesar 7,3% dibandingkan triwulan II menjadi Rp 3,7 triliun. Laba bruto dan EBITDA juga mengalami pertumbuhan dibandingkan triwulan II yaitu sebesar 8,3% menjadi Rp 1,6 triliun dan 3,8% menjadi Rp 704 miliar. Pertumbuhan tersebut didorong oleh berlanjutnya kinerja dari segmen kesehatan dan segmen gaya hidup. Kenaikan beban pajak dan beban lainnya mengakibatkan penurunan NPAT sebesar 12,9% dibandingkan triwulan sebelumnya menjadi -Rp 720 miliar.

 

Sampai dengan akhir September 2022, LPKR menorehkan pendapatan sebesar Rp 10,5 triliun atau menurun sebesar 7,0% dibandingkan pendapatan yang sudah dinormalisasi pada periode yang sama tahun 2021. Hal ini diakibatkan oleh pendapatan yang relatif lebih rendah dari segmen real estat dan pendapatan yang sangat tinggi dari segmen kesehatan pada tahun 2021. Kinerja yang semakin baik dari segmen gaya hidup dapat menutup sebagian dari penurunan tersebut.

 

Pada periode 9M22, LPKR berhasil meningkatkan underlying NPAT sebesar 6,1% dibandingkan tahun sebelumnya menjadi -Rp 769 miliar, sedangkan NPAT turun 65,9% menjadi -Rp 1,93 triliun. Penurunan NPAT ini sebagian besar diakibatkan oleh rugi selisih kurs (unrealized) karena nilai Rupiah yang terdepresiasi terhadap USD. Namun demikian, LPKR telah memiliki posisi lindung nilai USD terhadap Rupiah dari Rp 15,000 hingga Rp 17,500 untuk sebagian besar eksposur USD guna meminimalkan dampak lebih lanjut.

 

Jika kita mengecualikan penempatan dana yang dibatasi penggunaannya sebesar Rp 530 miliar, maka arus kas dari aktivitas operasional telah meningkat secara substansial sebesar 99,1% menjadi

-Rp 12 miliar dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya yang mencapai -Rp 1,3 triliun.

 

Adanya arus kas masuk dari penjualan Puri Mall pada 9M21 mengakibatkan terjadi penurunan kas dari aktivitas investasi pada 9M22 sebesar Rp 3,2 triliun. Selain itu pada 9M22 terdapat pembelian tanah dan bangunan Siloam Surabaya sebesar Rp430 miliar yang dilakukan oleh SILO, dan akuisisi

 

saham SILO yang dilakukan oleh LPKR. Perusahaan telah menggunakan total Rp 1,17 triliun dari kas konsolidasi YTD untuk investasi guna mendukung pertumbuhan di masa depan dan akan membantu perusahaan mencapai arus kas yang berkelanjutan.

 

Segmen Real Estat: Melakukan kegiatan peluncuran-peluncuran dan produk-produk baru yang unik, serta mempercepat serah terima unit di triwulan IV 2022

Pendapatan dari segmen real estat di triwulan III 2022 turun sebesar 8,6% dibanding triwulan sebelumnya, menjadi Rp 920 miliar. Hal ini disebabkan karena ada lebih banyak serah terima unit di triwulan II 2022 sesuai dengan jadwal serah terima. Laba kotor turun sebesar 24,5% dibanding triwulan sebelumnya, menjadi Rp 375 miliar. Penurunan ini diakibatkan adanya perubahan jenis produk yang terjual, di mana ada lebih sedikit serah terima rumah tapak dibandingkan dengan serah terima apartemen di triwulan III 2022. Selisih gross profit margin antara apartemen dan rumah tapak berada pada kisaran 25% hingga 30%. Perseroan memperkirakan gross profit margin akan membaik pada triwulan berikutnya, seiring dengan akan adanya kegiatan serah terima beberapa proyek rumah tapak yang diluncurkan pada tahun 2021, termasuk Cendana Parc.

 

Dibandingkan dengan periode 9M21, pendapatan dari segmen real estat pada periode 9M22 juga mengalami penurunan sebesar 21,8% akibat adanya perbedaan jadwal serah terima dimana serah terima unit apartemen telah dilakukan selama periode 9M21.

Dalam hal kinerja prapenjualan, Perseroan telah melakukan prapenjualan sebesar Rp 3,5 triliun di 9M22, turun 9% dibandingkan tahun sebelumnya sebagai dampak dari adanya kenaikan inflasi pada tahun ini. Untuk memenuhi target FY22 sebesar Rp 5,2 triliun, Perseroan akan kembali meluncurkan kluster rumah tapak di Q422, serta proyek low-rise di Lippo Cikarang dan proyek apartemen di Lippo Village.

 

Segmen Kesehatan: SILO mencapai rekor kinerja seiring dengan meningkatnya pertumbuhan

PT Siloam International Hospitals Tbk (“SILO”) adalah anak perusahaan Perseroan yang bergerak dibidang layanan kesehatan. Pada 9M22, SILO menjadi kontributor utama terhadap total pendapatan Perseroan yaitu sebesar 65,7%.

 

SILO terus meningkatkan kinerjanya di triwulan III 2022, dengan peningkatan pendapatan sebesar 15,2% dibandingkan triwulan sebelumnya, menjadi Rp 2,5 triliun. Laba kotor juga meningkat 31,4% dibandingkan triwulan sebelumnya, menjadi Rp 1,1 triliun. EBITDA menorehkan peningkatan sebesar 50,4% menjadi Rp 584 miliar. Pencapaian ini semakin menegaskan bisnis SILO yang telah menuju pemulihan dari dampak pandemi.

 

Dalam hal metrik operasional, SILO menunjukkan kinerja yang terus meningkat tajam di triwulan III 2022. Inpatient days dan jumlah kunjungan pasien rawat jalan mencapai volume tertinggi dalam 10 triwulan terakhir.

 

Inpatient days di 9M22 meningkat sebesar 8,3% menjadi 587.617, dibandingkan dengan 542.772 di 9M21. Pada 9M22 Siloam telah merawat lebih dari 2,2 juta pasien rawat jalan, meningkat 32,2% dibandingkan dengan 9M21. Inpatient days pada triwulan III 2022 adalah sebesar 219.689 atau meningkat 16,8% dibandingkan triwulan II 2022. SILO mencatat 841.607 kunjungan pasien rawat jalan di triwulan III 2022, meningkat 17,9% dibandingkan triwulan II 2022. Volume pasien terkait Covid sudah tidak signifikan, terhitung hanya 1% dari patient days. Pertumbuhan volume pasien tidak terkonsentrasi tetapi berasal dari berbagai spesialisasi. Pusat keunggulan SILO yang bernilai tinggi seperti Onkologi, Kardiologi, Neurologi, dan Urologi terus berkembang melampaui pra-covid sementara kasus medis telah kembali, membuka peluang untuk pertumbuhan yang berkelanjutan.

 

Exhibit 8: Ringkasan Metrik Operasional SILO

SILO terus berinvestasi pada platform digital untuk lebih meningkatkan pengalaman pasien. Platform digital yang dimaksud termasuk aplikasi MySiloam, situs web SILO, live chat khusus, dan nomor WhatsApp khusus. Seiring dengan meningkatnya popularitas platform digital SILO, jumlah pasien yang diperoleh secara digital juga meningkat. Per 9M22, platform digital ini berkontribusi sekitar 18% dari total pasien rawat jalan. Bisnis homecare SILO juga terus bertumbuh. Hingga 9M22, bisnis homecare Perseroan telah memberikan lebih dari 50 ribu layanan kepada lebih dari 21 ribu pasien.

 

Segmen Gaya Hidup: Pemulihan berkelanjutan dari jumlah pengunjung mal dan tingkat hunian hotel

 

Segmen gaya hidup terutama terdiri dari bisnis mal dan hotel. Pada triwulan III 2022, pendapatan dari segmen ini meningkat sebesar 1,7% dibandingkan triwulan sebelumnya menjadi Rp 289 miliar. Opex turun 26,0%, sehingga menghasilkan peningkatan EBITDA yang signifikan yaitu sebesar 56,6% dibandingkan dengan triwulan II 2022 menjadi Rp 87 miliar.

 

Peristiwa Terkini di Triwulan III 2022

      Pada tanggal 24 September 2022, LPCK meluncurkan seri Cendana Homes pertama, kluster rumah tapak untuk pemilik rumah pertama, di Lippo Cikarang dengan nama Cendana Spark. LPCK telah berhasil menjual 151 unit per 30 September 2022, dengan total penjualan Rp 142 miliar.

 

 

      Pada 1 Oktober 2022, LPKR kembali meluncurkan seri Cendana Homes di kawasan baru Lippo Village bernama Cendana Botanic yang berhasil terjual sebanyak 117 unit.

 

      Sebagai bagian dari strategi Perseroan untuk memitigasi risiko kenaikan inflasi yang berdampak pada daya beli masyarakat, Perseroan telah memperkenalkan beberapa produk baru yang unik namun terjangkau. Produk ini termasuk proyek low-rise baru yang menyasar kaum millennial dan Gen-Z bernama Newville di Lippo Cikarang, dengan harga mulai dari Rp 279 juta per unit, serta proyek apartemen baru di Lippo Village bernama Urbn-X dengan harga mulai dari Rp 403jt per unit.

 

CEO LPKR, John Riady memberikan komentar, “Kami mampu mempertahankan kinerja bisnis kami secara keseluruhan di 9M22 meskipun lingkungan ekonomi makro yang menantang, yang telah memberikan beberapa tekanan pada segmen real estat kami. Namun demikian, segmen kesehatan dan segmen gaya hidup kami terus berada pada arah pertumbuhan yang kuat, yang memungkinkan kami memperoleh pendapatan berulang dan mendukung kinerja kami secara keseluruhan. Memasuki triwulan terakhir tahun ini, kami akan fokus untuk menyelesaikan serah terima proyek tepat waktu dan melakukan beberapa peluncuran baru, sambil mempertahankan kinerja operasional yang baik dari segmen kesehatan dan segmen gaya hidup kami.”